Selasa, 10 September 2013 09:18 WIB | 2315 Views
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Selasa pagi ini akan menerima bintang papan atas Hollywood Harrison Ford dan timnya untuk mewawancarainya.
Harrison Ford yang dikenal melalui sejumlah filmbox office dunia seperti epik Indiana Jones, Star Wars dan Air Force One itu tengah berada di Indonesia bersama timnya untuk pengambilan gambar film dokumenter mengenai perubahan iklim, kendadi tidak ada konfirmasi apakah wawancara dengan Presiden Yudhoyono akan menjadi bagian dalam film itu.
Film yang disebut-sebut akan berjudul "Years of Living Dangerously" itu dilaporkan sejumlah media merupakan produksi bersama James Cameron dan Arnold Schwarzenegger yang tayang perdana April 2014.
Rencana Ford bertemu Presiden Yudhoyono telah dilaporkan sejumlah media di Indonesia beberapa waktu terakhir dan dikonfirmasi dalam agenda sementara Presiden Yudhoyono Selasa pagi yang dikeluarkan Istana Presiden.
Sebelumnya Senin kemarin bintang berusia 71 tahun itu terlihat melakukan pengambilan gambar di sebuah kedai kopi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Ford yang Senin malam itu mengenakan kemeja biru dan celana hitam mewawancarai Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Kemunculan Ford yang tidak diduga sebelumnya ini membuat terkejut beberapa pengunjung kedai kopi yang beberapa di antaranya kemudian mencoba meminta berfoto bersama dengannya.
Seusai mewawancarai Kuntoro, Ford melakukan perjalanan ke sejumlah hutan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Riau.
Kemarin, Ford bertemu dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat mewawancarainya terkait proyek pembuatan film dokumenternya di Indonesia.
Menurut Zulkifli, ia mencoba menjelaskan kepada Ford bahwa penanganan kerusakan hutan di Indonesia ini bertahap.
Kebijakan untuk menindak perambah tidak lagi dengan kekerasan, tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha agar para perambah tidak lagi merambah hutan.
Namun, kata Zulkifli, tidak mudah menjelaskan hal itu kepada Ford. Ia juga mengaku tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan Ford sebelum pengambilan gambar.
"Waktunya terbatas untuk menjelaskan saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu, walaupun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan acting diwawancara," kata Zulkifli.
Harrison Ford yang dikenal melalui sejumlah filmbox office dunia seperti epik Indiana Jones, Star Wars dan Air Force One itu tengah berada di Indonesia bersama timnya untuk pengambilan gambar film dokumenter mengenai perubahan iklim, kendadi tidak ada konfirmasi apakah wawancara dengan Presiden Yudhoyono akan menjadi bagian dalam film itu.
Film yang disebut-sebut akan berjudul "Years of Living Dangerously" itu dilaporkan sejumlah media merupakan produksi bersama James Cameron dan Arnold Schwarzenegger yang tayang perdana April 2014.
Rencana Ford bertemu Presiden Yudhoyono telah dilaporkan sejumlah media di Indonesia beberapa waktu terakhir dan dikonfirmasi dalam agenda sementara Presiden Yudhoyono Selasa pagi yang dikeluarkan Istana Presiden.
Sebelumnya Senin kemarin bintang berusia 71 tahun itu terlihat melakukan pengambilan gambar di sebuah kedai kopi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Ford yang Senin malam itu mengenakan kemeja biru dan celana hitam mewawancarai Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Kemunculan Ford yang tidak diduga sebelumnya ini membuat terkejut beberapa pengunjung kedai kopi yang beberapa di antaranya kemudian mencoba meminta berfoto bersama dengannya.
Seusai mewawancarai Kuntoro, Ford melakukan perjalanan ke sejumlah hutan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Riau.
Kemarin, Ford bertemu dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat mewawancarainya terkait proyek pembuatan film dokumenternya di Indonesia.
Menurut Zulkifli, ia mencoba menjelaskan kepada Ford bahwa penanganan kerusakan hutan di Indonesia ini bertahap.
Kebijakan untuk menindak perambah tidak lagi dengan kekerasan, tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha agar para perambah tidak lagi merambah hutan.
Namun, kata Zulkifli, tidak mudah menjelaskan hal itu kepada Ford. Ia juga mengaku tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan Ford sebelum pengambilan gambar.
"Waktunya terbatas untuk menjelaskan saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu, walaupun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan acting diwawancara," kata Zulkifli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar